Sebuah Jurnal

Perjalanan Singkat Di Tangkahan | Menginap Di Terrario Tangkahan


 


Saat mencoba menuangkan cerita perjalanan saya kali ini, hujan lebat tengah melanda Medan. Sontak pikiran saya kembali pada moment dua malam yang lalu – di Tangkahan. Ya, saya baru saja kembali ke Medan siang tadi. Bersyukur sepanjang perjalanan cuaca cerah.

 

Semakin ke sini, saya merasa harus menuliskan jurnal perjalanan saya secepat mungkin. Meski berkesan, namun detil kecil sering terlupa. Jadilah saya di sini, dengan separuh hati masih tertinggal di Tangkahan, mulai duduk menyesap secangkir kafein sambil mulai menulis.


 



Agenda liburan ke Tangkahan baru terlaksana saat Wie, sahabat saya, mengajak menginap ke Terrario, sebuah penginapan berkesadaran yang sudah menjadi incaran saya sejak lama. Saya pun mengiyakan dengan semangat penuh. Kebetulan liburan Lebaran ini tidak ke mana- mana. Jodoh memang selalu datang di waktu yang tepat.

 

Tidak ada akses lain selain melalui surel, saya pun mengirimkan pesan untuk mereservasi kamar. Ternyata tanggal yang kami mau masih tersedia dan dapatnya kamar paling oke pula. Kami tidak bisa lebih bersyukur dari itu.

 

Hari menuju keberangkatan terasa lama sementara rasa penasaran ini kian meningkat. Dan akhirnya hari yang ditunggu- tunggu pun tiba. Mas Nico ehh Terrario, kami datang!

 

Transportasi

 

Karena berangkatnya hanya berdua dan tidak satupun dari saya ataupun Wie yang menyetir, kami berangkat dengan menumpang jasa transportasi yang disediakan pihak penginapan. Di hari keberangkatan, kami dijemput oleh Bang Eko, tukang kebun penginapan – karena pihak pengelola transportasi masih libur menurut info yang kami dapat.

 

Bagi teman- teman yang hendak mengunjungi Terrario baik dari Medan ataupun Kualanamu tidak perlu khawatir ya kalau tidak bisa menyetir. Infokan saja maka akan diatur oleh pihak penginapan. Biaya per sekali jalan Rp. 1.000.000,- dengan mobil Innova sudah termasuk biaya tol dan retribusi masuk ke kawasan wisata. Jadwal penjemputan ataupun pengantaran pulang bisa diatur sesuai request dari tamu. Mau dijemput di beberapa alamat berbeda juga bisa.

 

Kamar Z

 



Karena sebelumnya kami sudah kepo, saat mengonfirmasi kamar dan diberikan kamar Z ini, kami langsung setuju untuk menginap di kamar ini saja dan tidak perlu ada perubahan apapun. Dan ternyata benar, kamar ini paling oke dari segala aspek, menurut kami. Lokasinya tersendiri, cocok sekali bagi kami yang mau mengobrol dan berjemur di balkon tanpa takut mengganggu tetangga.

 



Sebagai informasi, kamar di Terrario ini hanya ada tiga, yaitu kamar X, Y, dan Z dengan kapasitas maksimal tiga orang termasuk satu extra bed. Kamar X dan Y letaknya berdampingan, satu area dengan kolam ikan, ruang makan, service room, dan kamar mandi umum.

 

Sementara kamar Z ini posisinya tersendiri di area yang agak tinggi, cenderung menyerupai rumah panggung. Dari balkon kamar, kami bisa melihat Terrario secara keseluruhan, juga lebih dekat dengan monyet yang bergelantungan di pepohonan di seberang balkon.

 

Tempat tidur double dengan bantal dan guling yang nyaman membuat kami tidak perlu khawatir punggung dan kepala kami pegal. Yang membuat tidak bisa tidur lelap di awal itu hanya suara- suara yang terdengar sangat dekat. Suara yang saya maksud di sini adalah suara fauna yang hidup berdampingan dengan kami. Namun selama menginap dua malam di sini, tidak ada ‘penyusup’.

 

Shower area tipe rainfall, tidak ada shower gagang. Sabun mandi dan sampo organik disediakan. Handuk juga sudah disediakan. Tamu tinggal membawa sikat gigi dan pasta gigi. Klosetnya tipe duduk. Roller blinds terpasang di shower area, berfungsi sebagai tirai yang bisa dibuka saat siang dan langsung akan terlihat pepohonan yang lebat. Saya sendiri selalu buka saat menggunakan wastafel dan kloset.

 

Kami kepanasan saat baru tiba. Kala itu terik menyengat. Mandi menjadi opsi yang paling menyegarkan. Namun air yang mengalir sepertinya agak terbatas. Orang kedua yang mandi jadi kurang menikmati pancuran airnya.

 

Seluruh bangunan di Terrario ini dibangun dengan kayu, termasuk juga kamar yang kami tempati. Selain itu, penginapan ini juga mengusung konsep eco. Tidak ada pendingin ruangan, hanya ada kipas angin. Saat malam, sehabis hujan, kami kedinginan  namun tidak sampai menggunakan baju tebal. Namun saat tidak hujan, ya masih oke. Tidak kepanasan.

 

Mengeringkan rambut di kamar mandi juga tidak disarankan ya. Listrik dan air di kamar mandi langsung padam saat kami menyalakan pengering rambut di kamar mandi. Saat saya coba di colokan dekat ranjang, aman.

 



Udara segar sekali di pagi hari. Bangun, meregangkan badan di balkon, kemudian turun ke area hijaunya untuk grounding. Shila, induk anjing di penginapan, sudah setia menunggu di depan pintu saat kami hendak keluar. Jalan pagi sejenak di sekitaran penginapan sekaligus turun ke Sungai menjadi aktivitas ringan di pagi hari yang menyenangkan karena masih sepi.




 

Area Bersama



 

Area semi-outdoor ini merupakan lokasi tempat makan dan bersantai.  Kami sendiri suka duduk di pinggir kolam ikan untuk mengopi sambil mengobrol lalu me time dengan membaca buku yang kami bawa, atau sekadar memandangi pepohonan sambil mendengarkan suara para penghuninya.

 



Remang menjelma saat malam tiba. Dengan penerangan secukupnya, kami tetap lahap menyantap hidangan makan malam yang disajikan sambil bercengkerama dengan tour guide kami dan tetangga kami dari kamar lain.

 

Selama menginap di sini, saya tidak pernah cukup menyendok nasi hanya sekali, tetap nambah minimal sekali. Masakannya enak- enak. Menu makan malam baru bisa dipilih untuk makan malam kedua. Untuk menu makanan berat harus diinfokan sehari sebelumnya karena tidak bisa pesan langsung. Jika tidak pesan, tamu bisa makan di rumah makan yang ada di luar penginapan.

 

Aktivitas Alam

 


Penginapan ini menyediakan aktivitas alam yang akan diinfokan di email saat hendak melakukan reservasi. Saya si paling harus aman duluan merasa panik saat tidak ada kepastian dan pembayaran belum bisa dilakukan di awal.

 

Ternyata kecemasan saya tidak beralasan karena di hari tamu tiba di penginapan, tour guide akan datang malam harinya untuk menginformasikan terkait aktivitas- aktivitas yang tersedia dan yang sedang bisa diikuti.

 

Aktivitas memandikan dan memberi makan gajah kami hindari. Jadi kami hanya melihat saja dari kejauhan. Awalnya kami ingin trekking, namun karena hujan sedang rajin- rajinnya mampir beberapa hari belakangan, kami lebih memilih untuk tubing saja. Sebenarnya kalau mau trekking juga aman, hanya saja risiko ditempeli pacat membuat kami mengurungkan niat.

 




Saat kami tubing, arus sungai tengah deras- derasnya namun kami tetap aman dari mulai aktivitas hingga selesai. Tidak ada kejadian aneh- aneh puji Tuhan. Guide kami yang bernama Jack menjaga kami dengan baik. Bang Jack juga bisa dihubungi (di 082161625804) jika memerlukan pemandu untuk aktivitas- aktivitas lain ke depannya. Saya sekalian share ya pemandu rekomendasi kami he he.

 

Menurut Saya…

 

Dua malam terasa cepat berlalu. Baru saja mau menyesuaikan diri dan mulai nyaman, kami dihadapkan kenyataan sudah harus kembali ke Medan. Saya dan Wie menikmati perjalanan kami selama tiga hari dua malam di Tangkahan. Meski tidak semua aktivitas bisa diikuti namun kami bersyukur di hari kami menjelajah sungai, cuaca sangat bersahabat dan kami mendapatkan pemandu yang care dan cocok dengan kami.

 

Kamarnya sendiri cukup well maintained. Makanannya juga tidak perlu diragukan. Hanya saja bagi teman- teman yang tidak terbiasa dengan suara alam dan hewan penghuni di malam hari mungkin akan sedikit kaget. Karena suaranya ternyata sedekat itu meski tidak ada yang masuk ke kamar. Di malam pertama, kami terbangun beberapa kali. Malam kedua sudah beneran pulas, dan malam ketiga sudah tidak ada lagi suara- suara itu karena sudah tidur di rumah masing- masing.

 


Saya, seperti biasa, selalu uring- uringan kalau sudah akan mengakhiri perjalanan. Apalagi perjalanan kali ini hanya dua malam. Pengin balik lagi untuk coba trekking. Semoga di kesempatan berikutnya semesta mendukung ya!

 

Saat kami menginap sedang dikenakan harga liburan, per malamnya Rp. 2.250.000,- sudah termasuk sarapan dan makan malam. Aktivitas tubing di Sungai Buluh Rp. 350.000,- per orang dan sudah termasuk picnic lunch di tepi sungai. Seru sih ini aktivitasnya karena menyatu dengan alam 😊

 

Teman- teman yang mau mencoba menginap di Terrario bisa melakukan reservasi melalui email ke terrario.tk@gmail.com

 

Kepoin vlog-nya juga ya. Selamat berlibur!

 

Be First to Post Comment !
Post a Comment