Singapura terkenal akan keteraturannya. Tidak hanya
warganya, tetapi transportasinya juga lho. Jalan- jalan ke sini tidak perlu
khawatir pakai transportasi umum. Selama tiga hari di sini, saya dan adik saya
naik MRT dan bus, keduanya bergantian dan tergantung kebutuhan.
MRT
Awal kami tiba, dari Changi Airport menuju
hotel, kami naik MRT dulu. Sebelum datang, sudah download petanya di ponsel, jaga- jaga takut koneksi internet
terputus. Bagi teman- teman yang tidak mengunduh peta MRT Singapura, bisa juga
langsung meluncur ke https://mrt.sg/fare
untuk mengetahui jalur stasiun mana yang harus dilewati dan berapa tarifnya.
Pembayarannya dilakukan dengan tap kartu. Kami pakai kartu EZ Link. Satu kartu untuk satu orang. Harga
awal belinya SGD12.00 termasuk harga kartunya sendiri (SGD5.00) dan isi saldo
senilai SGD7.00 dan untuk top up juga
mudah, bisa di Sevel terdekat (kena biaya tambahan, kalau tidak salah 50sen)
dan bisa juga top up di setiap
stasiun MRT (tanpa biaya tambahan)
![]() |
Langsung pilih yang Gudetama begitu nampak |
Sebelum saya coba naik MRT, dalam pikiran
saya, wah, bakal ribet dan bisa nggak ya saya
mesti ganti- ganti jalur. Buang pikiran itu jauh- jauh, sobat. Enggak ribet
sama sekali. Semua informasi di dalam stasiun tertera dengan sangat jelas. Arah
dan rutenya juga ada.
![]() |
Rute dari Farrer Park ke Khatib |
Sebagai contoh, kami hendak pergi ke Lumina. Lokasi
awal dari hotel. Maka, sesuai peta rute, kami naik dulu MRT dari Farrer Park
(NE8 – Newton 8) dan turun di Little India (NE7) kemudian turun. Nah, dari
stasiun Little India ini, bergantilah dari Newton Line ke Downtown Line (DT)
yang letaknya masih dalam satu stasiun. Petunjuk arahnya jelas sehingga teman-
teman tahu harus lewat mana. Naik dan berhentilah di stasiun MRT Newton (DT11)
lalu ganti line lagi ke North South
(NS) – masih dalam satu stasiun. Naiklah ke MRT jalur NS warna merah hingga
sampai ke Khatib.
Kelihatannya kompleks ya? Tenang saja, ini
hanya contoh karena kebetulan lokasi Lumina itu agak jauh dan beda line dari tempat kami menginap. Berkat rute
yang kompleks ini, kami jadi tahu cara ganti line dan terbiasa naik turun ganti kereta. Sesederhana itu
ternyata.
Bus
![]() |
Bus tingkat di SG |
Naik bus memberikan pengalaman yang berbeda. Jika
naik MRT kita tidak bisa menikmati pemandangan dan suasana kota, naik bus bisa.
Kami biasa cari halte terdekat dan adik saya yang buka aplikasi Google Maps untuk tahu harus naik bus
nomor berapa.
Di haltenya akan tertera nomor bus berapa
saja yang akan lewat dan ada nama haltenya. Tinggal duduk dan menunggu. Bayarnya
bisa tunai tapi tidak disarankan. Kami bayar pakai kartu EZ Link. Tinggal tap dan
selesai. Busnya ada yang bertingkat juga kalau teman- teman mau coba. Kami coba
waktu itu sepulang dari Seng Kee menuju ke hotel.
Nah, itu dua moda transportasi yang kami
gunakan selama jalan- jalan di Singapura. Moda transportasi lain? Ada,
tentunya. Taksi, taksi online,
ataupun sepeda juga tersedia. Teman- teman yang bakal sering naik turun kereta
ataupun bus juga bisa memanfaatkan STP (Singapore Tourist Pass) seharga SGD10
(1D Pass), SGD16 (2D Pass), ataupun SGD20 (3D Pass), boleh tap sepuasnya. Nah, sekarang tinggal pilih mau naik yang
mana. Sudah siap berlibur ke Singapura?
Be First to Post Comment !
Post a Comment